Sunday, October 26, 2008

Pra-Reuni Angkatan 90

Sabtu siang menjelang sore, aku sudah menjadwalkan waktu untuk bertemu dengan teman-teman ITB angkatan 90. Dari perbincangan di milis, sebetulnya tak banyak nama yang kukenal, tapi dengan sok PD, aku memutuskan untuk hadir di event itu. Mumpung di Bandung, mumpung ada waktu, mumpung lagi musim reuni... ;) Sudah berapa pekan ini, reunian melulu. Hehe...
Jadwal, pukul 14.00-16.00 registrasi. Aku agak nervous karena merasa datang telat. Gara-garanya... setelah acara ulang tahun-an Rasyad di seputaran Wastu Kencana, aku mampir dulu di Balubur mengurusi ini-itu. Mumpung mampir. Setelah itu, terjebak antrian panjang di Taman Sari karena wisudaan ITB (jadi ingat masa silam. ;)) Setelah itu, masih mampir di rumah mbak Indri di Bukit Dago. Menjemput dan 'menculik'nya untuk menemani ke acara pra-reuni 90. Membuatnya menjadi 'penyelundup' di acara 90-an itu. Hehe...
Menjelang jam 4 sore, aku sampai di Kafe Sierra. Aku jadi orang kedua yang mengisi buku tamu. Surprise...!!! Baru ada Mulya di sana. Kita kenalan lagi. Mukanya sih familiar, tapi jaman kuliah dulu, aku tidak akrab dengannya. (Emangnya, aku akrab sama siapa sih...? Cuma tahu Vera doang, juga. :p)
Satu persatu, teman-teman angkatan 90 mulai berdatangan. Akhirnya... ada juga wajah-wajah yang kukenal. Ervan yang sukses berjodoh dengan Ambar, Ima-Kimia, Ayi (mamanya Rifqi, salah satu muridku di Salman dulu), Chitra dan Puspa yang bolak-balik dari Bogor/Jakarta, hingga Dini yang bela-belain sedang sedikit demam juga bu Rai alias mama Hafizh yang datang selepas malam. Kenalan lagi dengan teman-teman se-angkatan lainnya. Lia yang baru wisuda doktoralnya dari Farmasi, Moris yang asyik-asyik aja pake sweater olahraga angkatan 90, Hari yang suaminya Chitra, Bambang AR yang ketemu di bandara ketika sama-sama berangkat ke Jepang tahun 2002 lalu. Waduh... Pokoknya wajah-wajah yang lama tak terlihat, saat ini berseliweran di depan mata, mengingatkan akan masa lalu.
Tentu tidak semua teman seangkatan bisa hadir. Hanya sekitar 60-an dari total 1600-an mahasiswa angkatan 90 ITB. Lulusan FSRD saja, ternyata cuma aku yang datang! Padahal mah bukan ketua angkatan, bukan aktivis himpunan, wah... awalnya sih sempat salting juga karena nyaris nggak kenal siapa-siapa, tapi kemudian muncul wajah-wajah yang kukenal dan bisa ngobrol seru sama mereka-mereka, membicarakan special interest yang akan ditindaklanjuti kemudian.
Mudah-mudahan di tahun 2010 nanti, di reuni akbar 20 tahun angkatan 90, bisa ketemu lebih banyak teman, dengan lebih banyak jejak terpateri, sebagai pionir perubahan untuk adik-adik angkatan. Semoga sudah bisa mewujudkan karya untuk diteladani oleh angkatan berikutnya.
Blogged with the Flock Browser

Quote of the Day

Action is the foundational key to all success.
Pablo Picasso

Saturday, October 25, 2008

Ilang Tahun Rasyad

Pagi tadi, jadwal pertama adalah mengantar ibu ke terminal Leuwi Panjang. Ibu mau berangkat ke Depok karena ada acara pertemuan keluarga besar Mangundimedjan di Jakarta hari Ahad besok. Aku nggak ikut karena sore nanti ada pertemuan keluarga besar angkatan 90 ITB. ;)
Rasyad, salah satu murid di 'kelas tetangga' mengundang ke acara syukuran ulang tahunnya. Hanya 4 orang guru yang bisa datang menghadiri acara itu. Anak-anak yang datang pun tidak lengkap dari keseluruhan murid kelas 1 yang diundang Rasyad.
Acara... overall... biasa-biasa saja. MC dan sound system tidak begitu optimal. Tapi asyik juga karena kita bisa ikutan 'kitchen tour' , make our own pizza, dan pizza bikinan kita itu dibawa pulang sebagai kenang-kenangan. Asyiik...! Sementara di sana juga kita disuguhi pizza dan spaghetti yang ennak! Beneran, spaghetti-nya enak. Kapan-kapan, berkunjung ke sana lagi ah... ;)

Thursday, October 23, 2008

Bunga Anggrek

Belakangan ini, bunga-bunga anggrek mulai bermekaran di taman ibuku. Ditunggu-tunggu buat Lebaran, eh baru belakangan ini mulai muncul satu-satu. Belum mekar sempurna, seperti si anggrek bulan mini ini. Imut dan lucu. Aku jadi ingat lagu keroncong Bunga Anggrek. Ingat jaman SMP dulu ketika ikutan sub-kegiatan Vocal.
Bunga Anggrek
by Ike Sato/Ismail Marzuki

Bunga Anggrek mulai timbul
aku ingat padamu
waktu kita berkumpul
kau duduk di sampingku

Engkau cinta kepadaku
bulan menjadi saksi
dan engkau telah berjanji
sehidup dan semati

Kini kau cari yang lain
ingkar dengan janjimu
sudah ada gantinya
kau lupa kepadaku

Oh sungguh malang nasibku
kini kau telah jauh
engkau mengingkari janji
kau pergi tak kembali

Wednesday, October 22, 2008

Reuni lagi...!

Belakangan ini, jadwal reuni padat sekali. Setelah dengan pak Rombang dan rekan-rekan Salman beberapa waktu lalu, dilanjut dengan pertemuan dengan bu Meity dan rekan-rekan SMP Salman. Lanjut lagi dengan pertemuan singkat dengan Evi bersama suami dan anaknya plus Lina sang adik yang sudah dua tahun-an nggak ketemu muka. Sabtu ini, mudah-mudahan ada umur, akan pra-reuni dengan teman-teman alumni ITB angkatan 90. Asyiknya sih reuni 20 tahun angkatan kita, yang akan genap tahun 2010 nanti. Apa sajakah kira-kira agenda pertemuan nanti? Mudah-mudahan yang ringan dan yang lucu saja. Ngobrol-ngobrol, 'studi banding' tentang kondisi kita dulu dan sekarang, membicarakan rencana masa depan, berbagi mimpi dan saling menyemangati, wah... apa lagi ya? Jangan bahas politik-lah. Bikin mumet.
Blogged with the Flock Browser

Tuesday, October 21, 2008

Quote of the Day

I trust that everything happens for a reason, even when we're not wise enough to see it.
Oprah

Sunday, October 19, 2008

Minggu Seru

Minggu pagi, jadwal rutinku jadi "Upik Abu". Harus hari ini, soalnya pekan lalu nggak bisa nyuci gara-gara pompa air rusak, nggak ada air-lah buat nyuci. Jadi, nyuci harus hari ini!
Selesai nyuci, segera siap-siap menyongsong saat kondangan ke nikahannya bu Tini, salah seorang rekan di Salman dulu. Janjian dengan Intan, kami sampai di tempat kondangan selepas dzuhur. Ketemu teman-teman Salman, lagi-lagi serasa reuni. Ada b'Neneng Ami yang kabarnya jadi caleg PKS, ketemu dengan pasangan pak Ridwan dan bu Tina, ketemu b'Neneng R.F. (kembaranku yang lain. kembar tanggal lahirnya. ;) ), ketemu b'Endang beserta ketiga anaknya yang asyik-asyik aja bermotor-ria. Eh, ketemu juga dengan Ita yang dulu sempat jalan bareng di Jepang. Dia sedang hamil anak kedua. Alhamdulillah. Semoga sehat. Nah, ketemu juga dengan tiga orang 'petinggi' Salman (soalnya kantor mereka ada di tempat yang tinggi. Hehe...), mereka 'konfirmasi' tentang berita paling gres tentang aku. (Eh, berita apa tuh? Masa aku sendiri nggak tahu?) Menurut sumber mereka yang entah siapa (tapi jadi penasaran nih), katanya aku akan segera menikah. "Ditunggu undangannya ya." kata mereka kompak. Iddih... itu berita dari mana? Kalau dimaksudkan sebagai doa sih, boleh-boleh aja (sekalian aja, kabarnya, sama siapa nikahnya? :p) tapi kalau gara-gara itu aku lantas batal dilamar orang (gara-gara disangka sudah akan segera menikah, lha... situ berani tanggung jawab?) Bikin berita tuh yang bener dong. Jadi lapar nih. Aku dan Intan lantas beranjak dari hadapan mereka, berburu makan siang.
Sayang, nggak dapat foto yang bagus dari acara nikahannya bu Tini, padahal aku sudah nitip kamera. Lagi-lagi kamerawannya mungkin tidak biasa dengan kamera saku otomatis yang harus dapat 'perlakuan khusus'. Padahal pengantennya cantik sekali. Bu Tini yang biasa nggak berdandan, jadi manglingi banget ketika didandani dengan riasan pengantin. Periasnya pinter. Oya, pengisi acaranya juga asyik, nasyid life, dari Ed-coustic. Aku sendiri nggak begitu tahu, mereka personil asli Ed-coustic atau bukan, tapi yang jelas, lagu-lagunya sangat familiar buatku. Asyik-lah. ;)
Selepas kondangan, sempat telefon-telefonan sama Evi yang saat itu masih di Garut. Mereka berencana mau ke Bandung sih, tapi belum bisa memastikan jadwal. Entah bakalan sempat ketemuan atau nggak. Untuk merintang waktu, aku dan Intan berencana mampir ke CiWalk dulu. Kebetulan aku mau nyari kado ultah buat Panji, salah satu ponakanku. Alhamdulillah. Dapat-lah, satu kaos yang kayaknya sih kegedean. Tapi harganya pas (sama kantongku) Hehe...
Abis beli kaos, mampir ke supermarket sebentar beli snack dan minum. Niatnya buat bekal nonton "Laskar Pelangi". Yang kedua buatku (tapi kayaknya asyik aja nonton lagi) tapi yang pertama buat Intan. Nonton bareng temen, tanpa interupsi dari kanan-kiri, kayaknya asyik juga. Dapat jadwal yang jam 16.45, kebagian tempat di barisan kedua kanan. Leher pegel juga nih nengok kiri sambil setengah tengadah.
Selepas nonton, Evi masih belum ngontak lagi nih. Akhirnya kita memutuskan untuk pulang. Dari Cihampelas aku naik jalan layang ke daerah Dago. Karena kondisi bensin agak kritis, kuputuskan untuk isi ulang di SPBU Dipati Ukur. Sebelum nyampe sana, eh... mampir lagi di Rabbani. Cari kerudung praktis ah. Milih buat Evi juga. Siapa tahu sempat ketemu.
Agak lama juga rasanya di Rabbani, sibuk milih-milih yang modelnya nggak terlalu aneh, yang masih gampang urusan nyuci dan nyeterikanya. ;) SSetelah itu, siap-siap pulang deh kita. Ngisi bensin di Dipati Ukur, lalu nelfon Evi di depan perpus Unpad. Eh, ternyata mereka sedang di SuperIndo Dago, nggak jauh dari tempat kita berada. Yuk atuh, ketemuan ah. Mumpung ada di Bandung, harus sempat ketemuan dong. nTar kalo udah balik ke Amrik, nggak tentu setahun sekali bisa ketemu. Via e-mail ataupun sms juga jarang, ya ketemu muka sekalian ajalah. Harus hari ini!
Ketemu Evi yang sedang hamil anak kedua, Ibrahim sang suami dan anak mereka, Maryam Muthmainnah yang nggak rewel, mau aja kugendong. Ketemu Lina juga, adik Evi yang mulai kuliah S-2 di Unpad. Cerita-cerita, nggak bisa panjang-panjang juga, soalnya kita sudah sama-sama jalan seharian, ya capeklah. Perlu istirahat. Ayolah, insya Allah jika Allah memberi umur, kita bisa ketemuan lagi di lain waktu dan lain tempat. Insya Allah.

Saturday, October 18, 2008

Insiden Malam Minggu di Pizza Hut

Sabtu malam, aku dan temanku jalan-jalan di BIP. Tujuan utamanya sih cari kado untuk salah seorang teman kami yang akan menikah di hari Ahad. Jalan ke sana ke mari, pertimbangan sana-sini, ditambah belanja keperluan pribadi, ternyata capek juga ya. Lapar pula. Pikir punya pikir, kami putuskan untuk mencoba peruntungan di Pizza Hut. Siapa tahu... malam minggu begini nggak terlalu penuh, karena banyak pasangan yang asyik-asyik nonton bioskop (ketahuan, ketika jalan-jalan di sekitar rak belanjaan Yogya supermarket dan antri di kasir tadi, banyak juga pasangan yang beli snack dan minuman kemasan untuk bekal nonton).
Sampai di depan pintu resto Pizza Hut, kami disambut oleh mbak-mbak waitress yang cantik-cantik, menanyakan tujuan kedatangan kami. Dine-in untuk berdua, pesanan kami. Meja kosong disiapkan. Kami diminta menunggu sebentar karena meja sedang dirapikan. Kami pun melanjutkan berbincang dan duduk di belakang seseorang (mungkin manajer PH) yang berbadan extra large. Dari sudut mataku, kulihat sepasang pemuda dan pemudi datang dan memesan meja untuk dine-in berdua juga. Mereka harus menunggu lebih lama dari kita dong, pikirku waktu itu. Eh, tahu-tahu... mereka dipersilakan masuk duluan. Wah... urusan nggak tertib antri, aku bisa 'meriang' nih. Untungnya, aku sedang happy, jadi dengan sok santai aku bertanya lagi pada seorang mbak waitress yang ada di dekat kami. "Mbak, meja untuk berdua di non-smoking area, ada?" Dia terlihat agak kaget (pasti karena sadar bahwa antrian kami diseling orang lain yang datang belakangan). Untungnya, nggak lama juga kami dipersilakan masuk. Sementara itu, kulihat dia (si mbak waitress itu) berbisik dengan waitress lain yang sebelumnya mempersilakan kami menunggu. Ha! Kurangi satu poinmu! Hihi... apaan sih? Jadi ingat satu game komputer yang 'lihay' dimainkan ponakanku di Depok sana, Diner Dash. Seru juga.
Tidak menunggu lama, kami memesan satu paket Delight untuk berdua plus Cooly cup (yang diucapkan dengan pronunciation "koli kap" oleh mbak waitress yang lain lagi), menu tambahan agar-agar yang baru di-launch di PH. Pertama, datang agar-agar (yang pada intinya mah, nutrijel nutrijel juga...). Eh, sendoknya kok cuma satu? Masa sih pakenya gantian? Ya kami minta satu lagi dong.
Berikutnya, datang minuman yang kami pesan, red and green soda. Kali ini terlihat sirupnya lebih banyak, sedangkan susu lebih sedikit. Pembandingnya adalah minuman serupa yang kita pesan beberapa waktu yang lalu di PH Carrefour Kircon. Hm... nggak apa-apalah.
Yang berikutnya, garlic bread datang. Kulihat, bentuknya agak lain dibanding biasanya. Biasanya gembung dengan tekstur agak kasar, kali ini gepeng dengan tekstur lebih lembut. Maaf, aku agak sering juga 'berkunjung' ke PH, jadi kalau ada sedikit perbedaan, bisa segera terdeteksi. ;) Sampai sini, kami sudah lebih sering tersenyum-senyum berdua. Bakal ada kejadian apa lagi nih di PH kali ini? Perbincangan berlanjut sambil mulai 'membahas' hidangan yang sudah tersaji di meja di depan kami.
Setelah kira-kira 17,5 menit seperti yang dijanjikan si mbak waitress, Pizza pesanan kami datang. Pan pertama, hm... toppingnya kok ada jamur dan potongan sosis ya? Padahal yang kami pesan jelas beda. Idaho berisi potongan kentang dan daging cincang, sedangkan Egg Sunshine rata dengan warna kuning telur plus 4 potongan salami (? Salami ya? bukan salaman? :p). Lha ini, apaan tuh? Ketika kutanya, dia bilang itu pizza Chicken Mushroom Barbeque. Eh, kita kan nggak pesan itu? Dia coba konfirm, bahwa pesanan kami kan delight bertiga, katanya. Lha, emang ada? Bukannya cuma ada paket delight berdua atau delight berempat? Ih... kayaknya hari ramai begitu, si mbak waitress kecapekan kali ya, jadi salah-salah menanggapi pesanan pelanggan. :)
Sesekali (tampaknya sesuai SOP), salah seorang waitress menghampiri meja kami dan berbasa-basi menanyakan sesuatu. Apakah pesanan sudah datang semua, apakah kami menikmati hidangannya, apakah pan kosong sudah boleh diambil, apakah mau tambah minuman ekstra, dsb. Tapi... setiap kali ditanya, Umi selalu dalam kondisi mulut fully loaded. Nggak bisa njawab-lah, dia.

Friday, October 17, 2008

Quote of the Day

Friendship... is not something you learn in school. But if you haven't learned the meaning of friendship, you really haven't learned anything.
Muhammad Ali

Nebeng Reuni-an

Hari Jumat malam, aku menyempatkan diri untuk menemui bu Meity, teman lama yang kebetulan sedang ada di Bandung. Dia menikah dengan orang Pakistan dan tinggal di Jeddah. Lebaran tahun ini menyempatkan datang ke Indonesia dan meluangkan waktu beberapa hari tinggal di Bandung. Ketika di Salman, bu Meity mengajar komputer dan lebih sering 'ngetem' di lab.komputer, bergaul dengan guru-guru SMP. Lab komputer memang terletak di area SMP. Aku yang guru SD, sok akrab aja dipertemukan dengan bu Meity untuk satu dan lain urusan.
Jumat malam itu, aku datang ke rumah bu Triana yang jadi tempat pertemuan. Beberapa teman yang hadir di pertemuan itu memang rata-rata sudah tidak aktif di Salman juga, seperti bu Tari, bu Danti dan Umi yang sudah jadi abdi negara alias PNS. Cie... Sementara bu Sri, bu Triana dan bu Evi masih jadi 'aktivis' Salman. Rata-rata mereka adalah guru SMP Salman, sedangkan aku dulu nggak pernah beranjak dari ngajar anak-anak SD. Aku yang juga sudah nggak di Salman lagi, ikutan nebeng aja. ;) Judulnya, reunian juga nih. Aku jadinya nebeng reuni. hehe...
NOTE: Maaf, fotonya tidak statis. Kamerawannya belum 'padu' dengan kamera yang digunakan, jadi fotonya ya... apa adanya. ;)

Quote of the Day

What you are will show in what you do.
Thomas A. Edison

'Kembaranku' yang Lain

Pagi ini kusadari bahwa aku pakai baju 'kembaran' dengan seorang teman. Dasar juga fotomania, aku segera minta agar moment itu segera diabadikan. Kami pakai baju dengan motif sama, cuma beda warna. Asal muasalnya, kita sama-sama nggak beli juga, cuma beda orang yang ngasih, pastinya. Yang kembaran, bajunya, memang... nasib sih jelas beda. Haha... :D Berarti, nambah satu lagi 'kembaranku' di sekolah ini. Denger-denger kata orang sih, konon kita punya 9 orang 'kembaran' di jagad ini, tapi mungkin nggak saling ketemu aja. Iyakah? Perasaan... banyak juga kok yang salah menyangka aku orang lain. Jangan-jangan, kembaranku ada 19. Ha!!!

Tuesday, October 14, 2008

Quote of the Day

Prediction is very difficult, especially if it's about the future.
Niels Bohr

Masa Lalu, Masa Kini dan Masa Depan

Masa lalu seringkali merupakan cetakan kejadian atas pengalaman yang kita alami saat ini atau di masa depan. Seperti yang diungkapkan Andrea Hirata di salah satu dari tetralogi Laskar Pelangi karangannya. Pengalaman masa lalu bila diumpamakan adalah sebutir pecahan mozaik yang akan membentuk suatu benda dengan sempurna setelah terkumpul utuh seluruhnya, membentuk kesatuan karya seni terindah.
Masa kini adalah sebuah periode waktu yang kita jalani sekarang. Merupakan rangkaian kejadian yang sebaiknya dijalani dengan penuh kesadaran agar bermakna. Masa kini akan membentuk kita di masa datang. Seperti apa masa datang kita, akan tercermin sedikit-banyaknya dari masa kini.
Masa depan, kita angankan, kita ciptakan dari sekarang. Semoga yang terbaik untuk kujalani, semoga Allah meridhoi dan memudahkan langkah menuju masa depan yang abadi, keridhaan Ilahi. Amiin.

Nambah. Maaf, copy-paste dari "Surat dari Tomo, alumni pertama SaF". Apa kabar, nak? Minta izinnya via posting ini saja ya. Di alumnisaf.blogspot.com tak ada fasilitas komentar sih. Sok atuh pak, ditambahin fasilitas "comment" supaya bisa berinteraksi. Tentang hari kemarin, hari ini dan hari esok; 3 hari yang kita jalani.
Hari kemarin biarlah berlalu dengan segala kenangan, masalah, tangis, sedih, duka, dan keluh kesahnya. Kita tidak boleh terseret kembali ke masa lalu yang membuat langkah kedepan kita tertatih-tatih atau mungkin mandeg.
Hari ini adalah hari dimana kita hidup sesungguhnya, hari disaat saya sedang mengirim e-mail ini, hari disaat pak Ukir membacanya, di hari inilah kerja kita akan terlaksana, di hari ini pula manusia akan menunjukkan prestasi dengan segenap peluh di tubuhnya, di hari ini pulalah manusia menunjukkan eksistensinya.
Sedangkan hari esok adalah hari dimana kita menggantungkan harapan hidup, rencana kerja, program dan hal-hal yang kita evaluasi dgn segala perbaikannya agar kita tidak merugi.

Sunday, October 12, 2008

Silaturahim Tahunan

Hari ini, janjian dengan beberapa rekan Salman (atau ‘alumni’ Salman), kita berkunjung ke rumah pak Rombang, mantan kepala sekolah Salman. Beliau sangat bijak, sangat mengerti bidang yang ditanganinya, dan tak segan membagi ilmu untuk kita. Makanya kita sangat menyegani beliau, menghormati beliau, dan… menyayangi beliau. ;) Tahun lalu kita bersilaturahmi ke rumahnya, juga tahun sebelumnya. Tahun ini kita jadwalkan hal serupa.
Janjian jam 9 (tahun ini giliran Intan yang jadi 'penghubung' untuk menjalin kontak dengan p'Rombang), aku ketemu dengan bu Umi dan bu Suzana di pasar Kordon, seperti tahun lalu, di depan kios-kios penjual pisang. Nggak lama nunggu, kulihat mereka turun dari angkot dan langsung naik katana-ku yang segera melaju menuju rumah pak Rombang. Tahun ini, nggak pake nyasar deh ya... :p
Sampai rumah pak Rombang, sudah ada pak Nino di sana, yang bilang belum lama datang. Kita bertiga gabung, dan menyusul datang pak Soleh dengan salah satu anaknya. Setelah itu, bu Tia dan pak Eko susul-susulan. Terakhir, Intan gabung. Ngobrol panjang, tentang segala macam... masih membicarakan kebijakan pendidikan di Indonesia, situasi di Salman, dan kabar kita sekarang di tempat yang ‘baru’. Bu Umi di P3GT, Intan di Dinas Peternakan Purwakarta yang jadi pegawai negeri, dan b'Suzana yang masih betah di Salman. Mereka bertiga semuanya mahasiswa S2. Sedangkan aku di Irsyad, masih dalam tahap bermimpi. Dibalap Intan melulu sih... :( Dulu bilang pengen keluar dari Salman, ditahan-tahan sama Intan, tapi ternyata dia duluan yang keluar. Setelah itu aku keluarkan juga 'pernyataan kebulatan tekad' untuk ngejar sekolah S2, eh... Intan duluan juga. Jangan-jangan (eh, boleh-boleh deh...), ntar kalo aku bilang mau nikah, Intan juga kali ya yang duluan. Silakan...
Setelah berbagi kisah tentang berbagai hal yang terjadi di tempat kami sekarang berbakti, bada dzuhur kami berpisah. Pamitan dari kediaman pak Rombang. Nggak selesai-selesai kalau bicara dengan beliau. Hehe... Insya Allah ketemu lagi di lain kesempatan ya pak, mudah-mudahan Allahmasih memberi umur di tahun depan. Insya Allah.
Karena masih kangen, (dan lapar pula) aku, bu Umi, bu Suzana dan Intan ikut gabung, melanjutkan perbincangan sambil makan siang di Pizza Hut Carrefour Kircon. Kalau bareng bu Tia, pasti pegel pipi aja. Ketawa melulu. Haha...! Selepas ashar, kita bubaran. Besok-besok ketemu lagi ya. Jangan bosan. Miss you all! Always.

Friday, October 10, 2008

Perjalanan menuju dan kembali dari "Amsterdam"

Pasca lebaran ini, aku bersama dua dari ketiga kakak beserta ibuku pergi boyongan ke Depok, ke rumah kakak sulung. Anak-anak kakak nggak ikut karena mereka ikut dengan kakak yang ke-3 menjelajah sebagian pulau Jawa. Nggak ada kerjaan juga sih di Depok, selain membaca majalah yang tak kupunya di Bandung sana, menjajal kemampuan main games di komputer kakak, dan sesekali mengakses internet barang sebentaran.
Hari Sabtu lalu (4 Okt) kita berangkat dari Bandung menjelang jam 10 pagi. Istirahat shalat dan makan siang di tempat peristirahatan di ruas jalan tol Padaleunyi, kita sampai di Depok tak lama selepas jam 1-an (atau jam 2-an ya? Hehe... lupa) Tapi tetap nggak terlalu lama juga kan di perjalanan?
Hari Minggu, aku didaulat kakak jadi 'tukang ojek' buat nganterin dia bersilaturahim dengan teman-temannya, alumni karyawan British Council Jakarta. Tempat pertemuan, tak tanggung-tanggung, di "Amsterdam"! Hehe... Maksudnya, di cluster Eropa wilayah Amsterdam di Kota Wisata Cibubur. Jauh juga lho dari Depok, dan aku sok-sok-an aja mboncengin kakakku yang 'mirip' Tike Priyatnakusumah yang anggota tetap Extravaganza itu. Literally, beneran, mirip! ;)
Menjajal jalanan Depok yang berlubang-lubang besar, motor ponakanku sempat oleng juga ketika awal-awal aku berusaha menjaga keseimbangan mengemudi. Akhirnya terbiasa juga. Di jalan lurus ke arah Cibubur, asyik juga kupacu Vario hijau itu dengan kecepatan 50-65 km/jam. Beban di belakang, tak begitu terasa.
Pendek kata, acara silaturahim berjalan lancar, biarpun aku nggak begitu kenal orang-orang di sana. Sok berbaur aja, dan menikmati hidangan lezat yang disediakan tuan rumah. Terima kasih ya, mbak Wiwin... Semuanya enak! Terutama yoghurt campur buahnya. Hm... yummy...!
Selepas ashar, satu persatu tamu mulai berpamitan. Kakakku akhirnya undur diri juga. Sebagai 'tukang ojek', tentu saja aku ikut. Tergoda sih, pengen cuci mata lihat pernak-pernik di Kampung Cina yang rasanya tinggal selangkahan kaki. Tapi melihat mendung kelam yang bergantung rendah, kuurungkan niatan itu. Nggak usahlah belanja-belanja. Langsung pulang saja. Perjalanan pulang kali ini, sebetulnya agak lebih percaya diri dibandingkan arah sebaliknya, tapi kondisi badan yang sudah capek, ditambah arus lalu lintas yang sedikit lebih padat membuatku harus sabar-sabar di jalur kiri.
Di ruas jalan Cibubur, tak jauh dari Cibubur Junction, antrian panjang kendaraan membuatku ragu. Haruskah tetap di kiri, di jalan tanah sebelah bahu jalan, atau pindah jalur ke kanan (ke sebelah kanan mobil yang berderet) tapi berresiko menghadang arus kendaraan dari depan. Sebagai pengendara mobil juga, aku suka sebal dengan pengendara motor di lajur kanan ini, karena seringkali bikin kagok! Akhirnya aku putuskan untuk istiqamah di lajur kiri. Ini lajur yang dilematis juga. Tetap di jalan tanah berarti mengambil resiko menerjang becek-becek sisa hujan dan melindas batuan yang tidak rata. Kalau naik sedikit ke bahu jalan di sebelah kiri mobil, berarti aku harus stabil memegang stang motor supaya tetap lurus dan tidak menyenggol spion kendaraan yang kulewati.
Gara-gara.... ragu-ragu sih... Ketika aku masih berpikir, naik ke bahu jalan (yang lebih tinggi sekitar 7 sentian dari tepi jalan) atau tidak, kuarahkan stang motor agak ke kanan. Ban depan sudah naik ke aspal, sementara ban belakang masih berusaha mengimbangi, sedangkan motor masih melaju, tak terlalu cepat. Tak kuasa... Seperti slow motion rasanya. Motor mulai oleng ke kiri, dan tak bisa kukendalikan lagi, doyong... doyong... dan terguling. Hihi... Soft landing. Kami berdua jatuh ke tepi jalan. Karena gerak jatuhnya motor sudah kami duga (kakakku pun sudah berpikir bakalan jatuh), maka kaki kami sudah siaga, tapi tak urung, bagian lutut sih, kena juga sedikit. Untungnya, tak ada yang tertimpa motor. Cuma, lucu aja... tak ada angin tak ada hujan, tahu-tahu motor yang kami tumpangi oleng dan terguling. Orang-orang yang lewat juga tak ada yang menolong karena melihat kami berdua baik-baik saja, justru memandangi dengan heran. Sementara kita saling bertanya, "Nggak ada orang yang kita kenal kan?" "Nggak ada candid camera kan (yang mengabadikan ketololanku)?" Waduh... Sakitnya sih nggak seberapa, wong cuma memar dikit di lutut kiri, tapi malunya itu lho. Haha... Lebih 'gila' lagi, kejadian memalukan begini, ku-publish juga di blog ini ya? Bukan menyebarluaskan kebodohan, justru mengingatkan diri untuk belajar dari kesalahan. Jangan terulang lagi, Dee!
Kejadian sore itu belum usai. Gara-gara jalanan berlubang di Depok tak terlihat jelas karena dipenuhi air berlumpur, kakakku mengajak untuk menjajal jalur alternatif melalui perumahan, bukan lewat jalan utama. Aku sih, ayo aja. Ternyata, putar sana putar sini, nyasar juga kita. Tanya sana tanya sini, ah... akhirnya sampai juga ke rumah kakak. Alhamdulillah. Betul-betul perjalanan jauh yang kutempuh hari itu. Dari Depok ke "Amsterdam" lalu balik lagi hanya dalam setengah hari. Hihi... ;)
Blogged with the Flock Browser

Friday, October 03, 2008

"Pindah" ke Depok

Libur lebaran kali ini, aku, ibu dan dua orang kakakku "pindah" rumah ke Depok, ke rumah kakak sulungku. Sementara, salah satu kakakku bersama suaminya, membawa kelima keponakanku berwisata menyusuri sebagian pulau Jawa. Tadinya, seperti tradisi tahun-tahun sebelumnya, aku akan berkunjung ke rumah teman dan kerabat, untuk menyambung tali silaturahim agar tetap terjalin. Tapi kelihatannya, tahun ini jadwalku berubah. Selama sepekan ini, kami akan 'berlibur' di Depok, dan kembali lagi ke Bandung ketika aku harus memenuhi jadwal piket liburan di sekolah. Cukup sehari saja. Setelah itu, segera kembali ke aktivitas belajar-mengajar bersama anak-anak. Siap bekerja kembali setelah di-recharge di masa libur lebaran ini. Bismillaah... semoga lancar.

Wednesday, October 01, 2008

"Laskar Pelangi" the Movie

Nonton Laskar Pelangi di malam takbiran. Yang bener aja... Nggak enak hati sih, sebetulnya. Malam takbiran kok malah asyik-asyik jalan berombongan bareng kakak dan para ponakan. Hehe... Tapi kalau mau nonton bareng, ya memang "harus" dilakukan sebelum lebaran, soalnya di hari kedua nanti salah seorang kakak bersama ponakan-ponakanku akan berwisata ke beberapa tempat. Jadilah hari Selasa sore lalu kami berdelapan (plus seorang bayi) nonton bareng di Cinema XXI BSM.
Delapan kursi di baris ketiga dari depan terisi oleh rombongan kami. Aku duduk di ujung kiri, dekat sepasang penonton lain yang sibuk membahas jalan cerita film itu sesuai buku, dan ponakan kecilku di sebelah kanan yang ramai pula berkomentar. Dia belum tahan untuk duduk lama-lama menonton film di bioskop. Berkali-kali dia bertanya, "Film-nya masih lama nggak?", "Berapa lama lagi?" juga pertanyaan-pertanyaan lain yang nyambung maupun tidak dengan adegan film itu. Bolak-balik juga dia ke dekat bundanya di ujung kanan sana. Sedangkan adik bayi di pangkuannya (Rizki, 1 tahun 5 bulan) sedang asyik mengamati adegan di depannya dengan mata bulatnya.
Aku sudah cukup terganggu dengan ponakan kecilku, ditambah dengan komentar penonton lain di sebelah kiriku yang nyaris tak henti mengomentari jalan cerita maupun tokoh-tokoh yang muncul di layar putih itu. Dia berusaha menjelaskan kepada teman nontonnya yang... kedengarannya sih tidak cukup tahu tentang novel maupun film ini. Iya... aku ngerti... tapi suaranya nggak perlu kenceng-kenceng kan...? :(
Kakak iparku di ujung kanan rupanya punya 'pengalaman' yang berbeda, tentu saja. Dia terganggu dengan seorang ibu yang duduk di seberang gang, yang berkali-kali terhisak saat menyaksikan adegan di film itu, sementara anak yang duduk di sebelahnya malah asyik tidur!!! Sayang amat ya, bayar Rp 15.000,- untuk numpang tidur? hehe...

Tak Ada Apa-apanya Dibanding Mereka