Tuesday, February 02, 2010

Sang Pemimpi

Akhirnya kesampaian juga, nonton film Sang Pemimpi. Cinema 21 Bandung sudah nggak mutar film itu lagi, maka mulailah aku berburu jadwal nonton di Blitz Megaplex. Dapat!!! Nontonlah aku di sana, di Paris Van Java. Sendirian saja, karena rata-rata teman-teman sudah pada nonton. Aku aja yang ketinggalan, dan ngejar masa tayang sebelum film itu keburu turun dari bioskop.
Film bagus. Pastinya. Setelah diadaptasi dari novel tetralogi berjudul sama, sutradara Riri Riza ternyata bisa membawanya ke layar perak dengan baik. Selain menyutradarai, Riri juga menulis skenario bersama Mira Lesmana dan Salman Aristo. Andrea Hirata jadi konsultannya juga, kukira.
Bukunya sudah kubaca lama, jadi sudah banyak lupa. Berharap bakal dapat kejutan-kejutan kecil dari tayangan film yang ditunggu-tunggu banyak orang ini (termasuk aku, tentunya), membayangkan akan seperti apa penggambaran bahasa tulisan jadi gerak dan suara. Selain itu, sangat mungkin ada adegan-adegan lain, yang 'berbeda' dengan yang kubaca dan kubayangkan melalui bukunya. Dan ternyata... aku tak kecewa.
Mengurai jalan hidup Ikal dan Arai dalam tiga masa, film ini beralur maju-mundur, dinamis. Dimulai sejak SMP awal bertemunya Ikal dan Arai sepupunya. Berlanjut dengan kehidupan masa SMA mereka yang penuh gejolak, perjuangan dan pemberontakan. Lalu sedikit, sekilas masa kuliah mereka, hingga bersama-sama dapat beasiswa ke Perancis. (Aku juga mauuu...!)
Belajar berjuang dari film ini. Berkaca diri. Rasanya usahaku belum sekeras mereka (walaupun nggak mesti jadi kuli pasar juga sih...). Ayo ah, semangati diri lagi, berjuang lagi dan perjuangkan mimpi!!!

Tak Ada Apa-apanya Dibanding Mereka